Senin, 31 Oktober 2011

Kastil Dracula (Vampire) : Permata Mahkota Rumania






BUKARES - Kastil Bran  telah memiliki reputasi sebagai salah satu dari monumen terkenal dengan arsitektur bergaya era pertengahan, dikenal oleh wisatawan seluruh dunia sebagai "Kastil Drakula".
Walaupun negara Rumania penuh dengan bangunan dengan arsitektur dan sejarah tua, kastil Bran tetap merupakan bangunan yang terpenting, dan tak dapat dipungkiri bangunan tersebut telah dikenal luas.
Popularitas kastil dihubungkan dengan Pangeran Dracula, yang bereputasi buruk dan merupakan karakter utama dari novel Dracula karangan Bram Stoker pada abad ke-19 .  
Terdiri dari 17 buah ruangan, kastil Bran juga merupakan salah satu properti termahal di negara tersebut, dengan nilai jual sekitar 140 juta dollar.

Sejarah peperangan

Kastil dibangun pada 1212 oleh perkumpulan pedagang yang berasal dari kota di dekatnya, Brasov. Pada awal mula mempunyai tujuan utama untuk memenuhi kepentingan kapal-kapal yang melewati ngarai kecil Rucar-Bran yang melintasi pegunungan Carpathian.
Pada 1920, Kota Brasov mendermakan kastil tersebut kepada Ratu Rumania, Maria, sebagai tanda terima kasih atas kontribusinya kepada negara. Beliau telah memugar dan mewariskannya kepada putrinya, Putri Ileana.
Tetapi pada 1948, keluarga kerajaan telah diruntuhkan oleh tentara pemerintahan Uni Soviet, yang didukung oleh pemerintahan Rumania pro-Soviet. Kemudian kastil itu beralih menjadi milik pemerintah, dan dibuka untuk umum pada 1956, dengan salah satu bagian bangunannya yang diubah menjadi galeri musium sejarah seni abad pertengahan.
Karena adanya kelalaian dari para pejabat selama bertahun-tahun yang kemudian menyebabkan keruntuhan kastil tersebut, sehingga antara 1987 dan 1993, pada kastil tersebut dilakukan pemugaran kembali secara besar-besaran.
Sesudah era revolusi Rumania pada 1989, rezim komunis kemudian dihapuskan. Keluarga Habsburg, pemilik kastil Bran Castle terdahulu, mulai mengajukan gugatan hukum untuk mendapatkan aset mereka kembali.
Setelah bertahun-tahun berjuang serta bertarung melalui jalur hukum, Dominic Habsburg, cucu  laki-laki dari Ratu Maria, dan juga merupakan putra dari Putri Ileana, akhirnya mendapatkan kembali kastil tersebut. Setelah hampir kurang lebih enam dekade kastil tersebut diambil alih dari keluarga tersebut. Mereka bermaksud untuk mengubahnya menjadi musium berkualitas tinggi yang terbuka untuk umum.

Hubungannya dengan  Drakula

Kastil Bran menjadi terkenal setelah Bram Stoker menulis novel terkenalnya berjudul "Dracula", dimana tokoh utamanya adalah Pangeran Dracula, yang juga dikenal sebagai "Vampir dari Transylvania."
Sesungguhnya tokoh dalam novel karangan Stoker ini tidak pernah eksis, baik di dalam sejarah negara Rumania maupun di dalam cerita rakyat Rumania.
Tokoh Drakula, sebetulnya, secara luas dipercaya terinspirasi oleh sisi kelam dari kepribadian tokoh sejarah Rumania: Pangeran Vlad Tepes. Pangeran ini memerintah kota Vallachia, daerah bagian Rumania, selama abad ke-15.
Meskipun tidak pernah didakwa sebagai penghisap darah, namun ia memiliki reputasi yang kelam.  
Selama masa kecilnya ia terlahir sebagai tahanan politik oleh kerajaan Ottoman, dan menghabiskan sebagian besar masa mudanya di dalam tahanan Istambul. Kemudian semasa hidupnya ia menjadi Pangeran Vallachia, dengan beberapa dukungan dari Raja Hungaria.
Ia dikenang atas hukuman keji yang ia terapkan pada pasukan Turki, yakni sebuah praktek umum dimana tentara musuh ditusuk dengan tombak dan dibiarkan agar mereka meninggal secara perlahan-lahan.
Inilah yang mengakibatkan ia mendapat julukan lain "Vlad si Penombak".  Rupanya Vlad memandang hukuman kejinya sebagai balas dendam atas penganiayaan yang ia alami di Turki selama masa kecilnya.
Ia juga memerintah Vallachia dengan tangan besi. Selain melakukan banyak kekejaman selama masa kejayaannya, yang sangat aneh pencuri kecil juga akan melewati hukuman keji atas kriminal yang dilakukannya.
Dapat dikatakan selama masa pemerintahannya bahkan tidak seorang pun yang berani memungut uang yang terjatuh di lantai.
Ketika kisah Pangeran yang menjelaskan karakter dasar dari tokoh Drakula telah berlalu, hubungannya dengan kastil masih tetap tidak jelas. Hal ini disebabkan, karena memang tidak ada.
Kastil Bran disebut juga sebagai "Kastil Drakula" sekitar tiga dekade yang lalu oleh wisatawan asal Barat yang berkunjung ke Rumania dalam rangka pencarian Drakula.
Mereka dikejutkan oleh bagaimana pintu masuk menuju rumah besar Transylvanian menyerupai kastil seperti yang digambarkan oleh Stoker dalam karya novelnya, dan oleh sebab itu dinamakan Kastil Drakula.
Dengan seiring berlalunya waktu, sudah menjadi kepercayaan bahwa novel Stoker memiliki beberapa hubungan nyata dengan Kastil tersebut, tetapi permasalahannya bukan demikian.

Tujuan wisata terkenal

Sekarang, siapapun yang bepergian menuju Kastil Bran  dengan bayangan novel Stoker yang mengerikan dalam pikiran akan mendapatkan kenyataan yang sama sekali berbeda.
Kastil itu sendiri adalah contoh dari sebuah bangunan kuno, ramah dan indah dengan arsitektur bergaya era pertengahan. Para wisatawan yang datang hanya akan mendapatkan sebuah kastil yang  terbentang di daerah pegunungan yang tenang dengan para gembala yang sedang menggembalakan ternaknya, dan para istri yang sedang merangkai tekstil buatan tangan untuk menghias isi rumah mereka.
Sedangkan bagi mereka yang gemar mencari  sensasi horor mungkin akan kecewa olehnya. Mereka akan terkejut dengan keramah-tamahan penduduk Rumania dan kulinernya, yang termasuk dalam deretan diantara yang terbaik di daratan Eropa Timur.
Biro perjalanan juga tersedia bagi siapa saja yang ingin menghabiskan waktu di kastil Bran, atau hendak bermalam di area tersebut juga memungkinkan.
Para wisatawan juga tak bisa diacuhkan tentang legenda rakyat Rumania selama mereka tinggal di sana.
Mereka mungkin akan menjadi lebih jelas akan beberapa hal, misalnya, jika bawang putih diletakkan di atas pintu masuk,  maka rumah itu akan menjadi terlindungi dari roh jahat. Aman dari bahaya.
Para wisatawan akan pulang dengan kenangan yang menyenangkan, dan timbul keinginan untuk bisa kembali mengunjungi kastil Drakula serta menikmati keindahan sekelilinginya pada saat mendatang. (Gina Neagu/Adrian Sturdza/The Epoch Times/mer)

Vampire atau Dracula, Apakah Nyata?



Siapa yang tidak mengenal Drakula? Mahkluk penghisap darah ini merupakan sosok yang sangat menyeramkan dari jaman dahulu kala.  Apakah drakula itu ada ? Bagi anda yang percaya maka sedia selalu di dekat anda bawang putih, senter uv (pengganti sinar matahari), dan pasak bumi (Hahh!) ohh maaf maksudnya pasak yang terbuat dari perak karena konon katanya drakula sangat takut dengan benda tersebut, tapi bagi anda yang ga percaya simak ulasan berikut ini. Makanya kalo asal ga boleh usil, kalau usil boleh asal-asalan. 

Drakula adalah tokoh fiksi ciptaan Bram Stoker (Alhamdulillah cuma karangan) dalam novelnya Dracula yang diterbitkan pada tahun 1897. Drakula adalah seorang vampir yang diceritakan berasal dari kota Transylvania yang berada di Rumania. Kelemahan Drakula ialah sinar matahari, benda terbuat dari perak, dan bawang putih. Tokoh ini kemungkinan terinspirasi Raja Vlad III yang memerintah Walakia pada abad ke-15 dengan tangan besi.
(Drakula, seperti yang digambarkan oleh Béla Lugosi.)

Sejarah Drakula (Vlad Tepes III)
Selama Perang Salib, Wallachia menjadi rebutan antara kerajaan Hungaraia dan Turki Ottoman, pada masa Vlad II berkuasa di Wallachia, Vlad II mempunyai tiga orang anak, Mircea, Drakula, dan Randu, Vlad II memihak kerajaan Hungaria. Namun setelah dilengserkan oleh Sigismund (raja dari kerajaan Hungaria) dan kemudian digantikan oleh John Hunyandi, Vlad II memihak kepada kesultanan Turki Ottoman, sebagai jaminan kesetiaannya kepada kesultanan Turki Ottoman, Vlad II mengirimkan Drakula dan Randu ke Turki.

Riwayat Drakula
Vlad Tepes III (1431 - 1475 Masehi) atau yang lebih populer dengan nama Drakula dilahirkan di Transylvania, Rumania. Ia merupakan anak ke-2 dari Vlad II dan Cneajna, seorang putri dari Moldavia.

Masa kecil Drakula memang tidak berlangsung lama, diusianya yang ke 11 ia harus menjadi jaminan kesetian ayahnya kepada kesultanan Turki Ottoman, ia dan adiknya Randu harus dikirim ke Turki.

Awal Kekuasaan Drakula
Setelah perang Verna, terjadi konflik antara Vlad II dan John Hunyadi, yang berujung pada kematian Vlad II dan Mircea, kakak Drakula. Melihat perubahan politik di Wallachia tersebut, maka sultan Turki Ottoman (Mehmed II) mengirimkan Drakula pulang ke Wallachia untuk merebut tahta.

Drakula kembali ke Wallacia dengan dikawal 8000 prajurit Turki Ottoman. sesampainya di Tirgoviste (ibukota Wallachia) terjadi pertempuran antara pasukan Vlasdisav dengan pasukan Drakula, yang akhirnya dimenangkan oleh pasukan Drakula dan menempatkan Drakula sebagai penguasa Wallachia.

Awal Kekejaman Drakula
Setelah berhasil menduduki tahta, Drakula membantai prajurit Turki Ottoman yang tersisa dengan cara disula, hal tersebut menjadi salah satu penyebab permusuhan antara Drakula dan Sultan Mehmed II.

Sebagai panglima salib di Wallachia, Drakula telah membantai kurang lebih 23.000 umat Islam baik tentara maupun rakyat, dengan peperangan maupun dengan metode sula (impaler), dalam ukiran kayu Jerman abad ke-15, ada bukti kekejaman Vlad III, penyulaan massal dengan korban berjumlah ribuan. Setelah tindakan tersebut Drakula mengirimkan surat kepada raja Hungaria saat itu (Matthias Corvinus) untuk meminta dukungan dari kerajaan Hungaria untuk melawan Turki Ottoman.
(Pembantaian yang dilakukan Drakula)

Serangan Tengah Malam (The Night Attack)
Tindakan Drakula yang membantai 23.000 tentara Turki Ottoman, membuat sultan Mehmed II menyatakan perang kepada Drakula. Pada tanggal 17 Mei 1462 M Sultan Mehmed II (sang penakluk konstatinopel) mengirimkan 60.000 tentara ditambah 30.000 tentara non reguler, sedangkan tentara Dracula mencapai 30.000 prajurit, melihat jumlah pasukan yang tidak berimbang, Drakula melakukan strategi perang gerilya.

Pada serangan tengah malam pasukan Drakula yang berkekuatan 10.000 orang berhasil mendesak pasukan Turki Ottoman, tetapi dapat dipukul mundur pada saat fajar tiba, atas kekalahan tersebut pasukan Drakula mundur ke benteng Poenari, Drakula melarikan diri dari kepungan pasukan Turki Ottoman yang dipimpin oleh Randu (adik kandung Drakula)ke Hungaria, dengan demikian, Randu dengan mudah merebut benteng Poenari dan merebut tahta Wallachia.

Kematian DrakulaPada Desember 1476 Terjadi pertempuran antara pasukan salib dengan dengan pasukan muslim (Turki Ottoman) yang terjadi di daerah Snagov, dalam pertempuran tersebut pasukan Drakula dapat dikalahkan, dan Drakula (Vlad III) tewas dalam pertempuran tersebut, kepalanya dipenggal dan dibawa ke Turki sebagai bukti kematiannya.

Sumber : Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Sejarah Vampire

Di mana-mana muncul vampir. Seminggu terakhir ini, film terbaru dari seri Twilight Saga, yaitu bagian kedua dari empat yang berjudul New Moon, mulai diputar di Jakarta. Film ini telah memecahkan rekor box office dengan meraup lebih dari 70 juta dollar AS dan kemungkinan akan menjadi laba pembukaan terbesar sepanjang sejarah.


Sebenarnya seri Twilight Saga bukan cerita vampir pertama yang diangkat ke layar lebar.
Selama berpuluh-puluh tahun sudah banyak film-film terkenal yang bertemakan vampir.
Kehausan publik untuk vampir sepertinya mirip dengan haus darahnya vampir di legenda itu sendiri.
Para penulis fiksi masa kini yang pernah mengangkat tema vampir, seperti Stephenie Meyer (Twilight Saga),
Anne Rice (Interview with the Vampire), dan Stephen King (Salem’s Lot), memiliki “tambang” legenda yang tak habis-habisnya untuk digali. Namun sebenarnya apa yang membentuk pandangan kita sekarang tentang vampir? Jawabannya ada di daerah abu-abu sekitar mitos dan kebenaran.

Menombak korban
Beberapa sumber keliru melacak asal-usul vampir pada seorang pangeran Romania, Vlad Tepes (1431-1476), yang berjuang untuk kemerdekaan dari Kekaisaran Ottoman. Walau bisa dibilang caranya sangat brutal dan sadis (contohnya ia membunuh musuh-musuhnya dengan menusukkan tombak sedikit demi sedikit, menarik keluar isi perut mereka, memotong-motong badan mereka, membakar mereka, dan lainnya), hal-hal tersebut memang lazim semasa perang di zaman itu.
Teknik-teknik yang sama juga dipakai oleh Gereja Katolik dan para penguasa lainnya di abad pertengahan untuk menyiksa dan membunuh musuh.
Bram Stoker (Dracula) juga telah memasukkan aspek-aspek dari Vlad Tepes ke dalam tokoh Dracula dalam karyanya.
Walau Tepes memang juga memengaruhi gambaran fiksi dari vampir masa kini, akar vampir sesungguhnya memiliki asal yang berbeda. Dari segi kebudayaan, vampir adalah suatu fenomena yang muncul di seluruh dunia.
Menurut pakar antropologi Paul Barber yang merupakan pengarang buku Vampire, Burial, and Death (vampir, pemakaman, dan kematian), hampir semua kultur memiliki cerita versi lokal yang mirip legenda vampir, dan semuanya “memiliki kemiripan yang mengejutkan pada vampir ala Eropa,” katanya.
Kepercayaan akan adanya vampir berasal dari takhayul dan asumsi yang keliru tentang pembusukan setelah kematian.
Catatan penemuan pertama tentang vampir tersebar di Eropa pada abad pertengahan. Cerita-cerita itu semua mengikuti pola yang sama: suatu kenaasan menimpa seseorang, suatu keluarga, atau suatu kota, mungkin karena paceklik yang merusak panen, atau tersebarnya wabah.
Di masa itu, ilmu pengetahuan belum bisa menjelaskan pola cuaca dan teori kuman. Jadi, kesialan apa pun yang tak jelas penyebabnya bisa disalahkan pada vampir. Vampir merupakan jawaban mudah untuk menjelaskan mengapa dari dulu hal buruk bisa terjadi pada orang yang baik.

Asal-usul Cerita Vampire



Le Vampire, oleh R. de Moraine di Féval (1851–1852).
Banyak teori tentang asal-usul kepercayaan vampir telah diajukan untuk menjelaskan takhayul, dan histeria massal yang disebabkan oleh vampir. Mulai dari Pemakaman dini sampai ketidaktahuan mengenai siklus pembusukan tubuh setelah kematian disebut-sebut sebagai penyebab kepercayaan vampir.

Spiritualisme Slavia

Vampir Slavia merupakan cerita hantu yang mendasari konsep vampir dalam budaya populer. Kepercayaan vampir dalam budaya Slavia berakar dari kepercayaan spiritual yang dipraktikkan secara luas sebelum masuknya agama Kristen, juga dipengaruhi oleh pemahaman mereka tentang kehidupan setelah mati. Meskipun tidak banyak tulisan dari masa pra-kristen yang menceritakan "Agama Lama", banyak orang Slavia yang tetap meneruskan kepercayaan paganbahkan setelah daerah mereka dikristenkan. Beberapa contohnya adalah pemujaan leluhurroh yang menghuni rumah, dan kepercayaan tentang arwah setelah mati.
Dalam masyarakat Slavia pra-industri, setan dan roh dipercaya berperan dalam kehidupan manusia. Beberapa roh ikut membantu manusia sementara yang lainnya mengganggu manusia. Contohnya adalah DomovoiRusalkaVilaKikimoraPoludnitsa, dan Vodyanoy. Roh-roh ini juga dianngap berasal dari leluhur atau mansuia tertentu yang telah mati. Roh-roh itu bisa muncul dalam berbagai wujud, termasuk wujud manusia dan berbagai jenis hewan. Beberapa roh juga bisa melakukan sesuatu untuk melukai manusia, misalnya menenggelamkan orang, menghalangi panen, atau mengisap darah makhluk hidup dan kadang-kadang manusia. Oleh kerena itu, orang-orang Slavia biasanya berusaha untuk tidak membuat roh-roh itu marah supaya tidak diganggu.
Kepercayaan Slavia sangat membedakan arwah dan tubuh. Arwah tidak langsung musnah begitu tubuh seseorang mati, tetapi akan keluar dan bergentayangan di lingkungan rumah dan tempat kerjanya selama 40 hari sebelum akhirnya pergi ke dunia lain. Oleh karena itu, pada masa-masa tersebut jendela atau pintu bisanya dibuka untuk memudahkan arwah keluar. Dalam masa 40 harinya, arwah bisa membawa keberkahan atau bahkan kejahatan pada lingkunannya. Selain itu arwah juga bisa memasuki mayat orang lain.
Kematian seorang anak yang belum dibaptis, korban pembunuhan sadis, atau seorang pendosa (pembunuh atau dukun) dipercaya menghasilkan arwah yang tidak bersih. Arwah juga bisa menjadi tidak bersih jika jenazahnya tidak diberikan pemakaman yang layak. Selain itu, jenazah yang tidak dikuburkan dengan layak, juga bisa dimasuki oleh arwah lain yang tidak bersih. Arwah yang tidak bersih sangat ditakuti oleh orang Slavia karena bisa melakukan balas dendam.
Kepercayaan Slavia mengenai kematian dan arwah tersebut menjadi cikal-bakal dari konsep vampir. Vampir merupakan mayat yang dikuasai oleh arwah yang tidak bersih sehingga menjadi mayat hidup. Mayat hidup ini dianggap jahat dan membutuhkan darah makhluk hidup untuk meneruskan eksistensinya. Walaupun konsep vampir ini ada sedikit penyimpangan di negara-negara Slavia dan beberapa negara tetangga mereka, sangat mungkin bahwa kepercayaan vampir berasal dari spiritualisme Slavia sejak masa pra-Kristen.

Patologi

Pembusukan

Paul Barber dalam bukunya Vampires, Burial and Death menjelaskan bahwa cerita vampir berasal dari masyarakat pra-industri, yang tidak memahami secara benar mengenai proses kematian dan pembusukan tubuh manusia.
Tingkat pembusukan bervariasi tergantung pada suhu dan komposisi tanah, dan banyak dari tanda-tanda itu tidak diketahui oleh orang-orang pada masa itu. Hal ini membuat orang-orang berpikir bahwa jika suatu mayat tidak membusuk sama sekali atau tidak menampakkan tanda-tanda pembusukan maka mayat itu adalah vampir.
Mayat membengkak akibat dari gas hasil pembusukan yang terakumulasi dalam tubuh, dan tekanan yang tinggi menyebabkan darah keluar dari hidung dan mulut. Ini menjadikan mayat terlihat "gemuk" dan berwarna "merah". Dulu, mayat seperti inilah yang dituduh sebagai vampir, apalagi jika semasa hidupnya orang tersebut berbadan kurus atau pucat. Dalam kasus Arnold Paole, mayat seorang perempuan tua digali dan menurut tetangganya, mayat itu terlihat lebih gemuk dan sehat daripada ketika masih hidup.
Darah yang keluar dari mayat memberi kesan bahwa mayat itu sudah melakukan kegiatan vampir (mengisap darah). Kulit yang menjadi gelap juga disebabkan oleh pembusukan. Penusukan suatu mayat yang membusuk akan menyebabkan gas yang terakumulasi dalam tubuh mayat menjadi keluar. Ketika gas melewati pita suara, akan terdengar suara seperti erangan. Hal ini semakin meningkatkan takhayul vampir.
Setelah meninggal, kulit dan gusi kehilangan cairan dan mengkerut, sehingga akar rambut, kuku, dan bahkan gigi yang tersembunyi dalam rahang menjadi terlihat. Ini memicu kepercayaan bahwa rambut, kuku, dan gigi masih tumbuh. Pada tahap tertentu, kuku dan kulit mayat akan terlepas, seperti dilaporkan dalam kasus Plogojowitz—kulit dan kuku yang berada di balik lapisan yang terkelupas dianggap sebagai "kulit dan kuku baru".

Penguburan prematur


The Premature Burial karya Antoine Wiertz, 1854. Lukisan yang menggambarkan orang yang dikubur hidup-hidup.
Ada pendapat bahwa legenda vampir dipengaruhi oleh penguburan dini, yaitu proses penguburan orang-orang yang masih hidup. Dulu, ketika pengetahuan medis belum terlalu berkembang, beberapa orang yang masih hidup dikira telah meninggal dan akhirnya dikubur hidup-hidup. Dalam beberapa kasus, orang-orang melaporkan adanya suara dari dalam peti mati, ketika kuburannya digali, ditemukan adanya bekas kuku pada peti mati, menunjukkan bahwa orang di dalamnya berusaha untuk keluar.
Dalam kasus lainnya, korban penguburan dini akan berusaha keluar dengan cara membenturkan kepala, wajah, atau hidung mereka sampai berdarah dan itu akan membuat mereka tampak seperti telah mengisap darah. Yang menjadi masalah dari teori ini adalah bagaimana para korban penguburan dini bisa bertahan hidup dalam jangka waktu tertentu tanpa makanan, air, dan udara yang cukup. Penjelasan alternatif lainnya untuk suara dari dalam kubur adalah gelembung gas yang dihasilkan oleh proses pembusukan alami. Sementara penyebab lainnya dari makam yang acak-acakan adalah perampokan makam.

Penyakit menular

Cerita vampir telah dikaitkan dengan kematian yang disebabkan oleh penyakit yang misterius dan tidak diketahui, biasanya yang terjadi dalam suatu keluarga atau komunitas kecil. Epidemi jelas terjadi dalam kasus Peter Plogojowitz dan Arnold Paole, dan bahkan dalam kasus Mercy Brown serta dalam kepercayaan vampir di New England, yaitu ketika suatu penyakit tertentu, tuberkulosis, diasosiasikan dengan munuculnya vampirisme. Seperti juga penyakit pes yang menyebabkan rusaknya jaringan paru-paru sehingga darah mengalir di bibir.

Porfiria

Pada tahun 1985, seorang biokimiawan David Dolphin mengajukan sebuah pendapat mengenai kaitan antara penyakit porfiria dengan cerita vampir. Kondisi porfiria dikendalikan oleh heme, sehingga David berpendapat bahwa konsumsi darah dalam jumlah besar bisa mengakibatkan heme entah bagaimana melewati dinding perut dan bergerak menuju aliran darah. Jadi menurutnya vampir hanyalah penderita porfiria yang berusaha mencari heme pengganti untuk meringankan gejalanya.
Teori ini telah ditolak secara medis karena pendapat bahwa penderita porfiria membutuhkan heme dalam darah, atau bahwa konsumsi darah dapat mengurangi gejala porfiria, didasarkan pada kesalahpahaman tentang penyakit itu. Selain itu, Davis sendiri sebenarnya bingung dalam membedakan antara vampir dalam fiksi (pengisap darah) dengan vampir dalam cerita rakyat, yang banyak di antaranya tidak meminum darah. Penyakit itu juga dikaitkan dengan kepekaan vampir terhadap cahaya, namun sifat vampir yang takut cahaya berasal dari fiksi bukan cerita rakyat. David tidak mengedarkan temuannya lebih lanjut. Meskipun ditolak oleh para ahli, teori itu mendapat perhatian dari media dan menjadi cerita yang populer.

Rabies

Rabies juga dikaitkan dengan cerita vampir. Dr Juan Gómez-Alonso, seorang neurolog di rumah sakit Xeral di Vigo, Spanyol, mengungkapkan kemungkinan tersebut dalam sebuah laporan di jurnalNeurology. Kelemahan terhadap bawang putih dan cahaya bisa disebabkan oleh hipersensitivitas, yang merupakan gejala rabies. Penyakit ini juga bisa memengaruhi sebagian otak dan berujung pada gangguan pola tidur (sehingga menjadi nokturnal) dan hiperseksualitas. Menurut legenda, seseorang tidak menderita rabies jika bisa melihat bayangannya sendiri di cermin (sebuah kiasan dari legenda bahwa vampir tak punya bayangan). Serigala dan kelelawar, yang sering diasosiasikan dengan vampir, bisa menjadi pembawa rabies. Penyakit ini juga bisa memicu penderitanya menggigit orang lain dan membuat mulutnya berbuih darah.

Psikodinamika

Dalam risalah pada tahun 1931 yang berjudul On the Nightmare, seorang psikoanalis asal WalesErnest Jones, menyatakan bahwa vampir merupakan simbol dari tindakan tidak sadar dan mekansime pertahanan diri. Cinta, rasa bersalah, dan kebencian adalah emosi yang memicu gagasan mengenai kebangkitan mayat dari dalam kubur. Karena kerabat yang disayangi telah meninggal, banyak orang yang mungkin membayangkan bahwa almarhum juga pasti merindukannya. Dari hal ini munculah kepercayaan bahwa vampir dan mayat hidup mengujungi kerabatnya, terutama istri atau suami.
Namun dalam kasus ketika ada rasa bersalah yang dikaitkan dengan suatu hubungan, keinginan untuk reuni kemungkinan digerogoti oleh kecemasan. Ini akan berujung pada represi, yang olehSigmund Freud dihubungkan dengan ketakutan yang tidak wajar.
Ernest Jones menduga dalam kasus ini harapan awal yang berupa reuni (seksual) secara drastis digantikan oleh rasa takut; Cinta digantikan oleh kekejaman, dan sosok yang disayangi berganti menjadi sosok yang tak dikenal. Aspek seksual bisa muncul dan bisa juga tidak.
Beberapa kritikus modern mengajukan sebuah teori yang lebih sederhana: Cerita mengenai vampir yang abadi muncul dari pikiran orang-orang yang takut akan kematian. Dengan membayangkan ada suatu makhluk abadi, mereka setidaknya untuk sementara lepas dari rasa takut itu.
Aspek seksualitas dari proses pengisapan darah dapat dilihat dalam kaitan dengan kanibalisme dan incubus. Banyak legenda menceritakan berbagai makhluk yang mengisap cairan tubuh korbannya, dan mungkin ada hubungannya dengan air mani. Ernest Jones menyebutkan bahwa ketika aspek seksualitas yang normal tertekan, bentuk yang lebih rendah bisa saja muncul, khususnya kekejaman; dia merasa kekejaman pada mulut adalah bagian dari perilaku vampir.

Interpretasi politik

Penciptaan kembali mitos vampir pada masa modern terjadi dengan adanya nuansa politik. Count Dracula yang aristokrat, sendirian di kastilnya dengan ditemani beberapa pengkikut gila, dan hanya muncul pada malam hari untuk memangsa penduduk desa, merupakan simbol dari rezim Ancien yang bagaikan parasitWerner Herzog, dalam Nosferatu the Vampyre, memberikan kejutan yang ironis dalam interpretasi politiknya, yaitu ketika pahlawan agen lahan yasan muda dalam ceritanya menjadi vampir berikutnya; dalam kasus ini seorang borjuis kapitalis menjadi kelas parasit berikutnya.

Psikopatologi

Sejumlah pembunuh melakukan ritual seperti vampir terhadap korbannya. Pembunuh berantai Peter Kürten dan Richard Trenton Chase disebut sebagai "para vampir" di tabloid setelah mereka diketahui meminum darah orang-orang yang mereka bunuh. Pada tahun 1932, sebuah kasus pembunuhan yang tak terpecahkan di StockholmSwedia disebut "pembunuhan oleh Vampir", karena kondisi kematian dari korban-korbannya. Seorang bangsawan wanita Hungaria pada akhir abad le-16 disebut-sebut melakukan pembunuhan massal dan digambarkan bahwa dia mandi dalam darah korban-korbannya untuk memperoleh kecantikan abadi.

Sumber : wikipedia
Sabtu, 29 Oktober 2011

Vampire Diluar Eropa

Vampir di luar Eropa


Afrika

Berbagai daerah di Afrika memiliki kisah-kisah mengenai makhluk yang memiliki kemampuan seperti vampir: di Afrika Barat suku Ashanti memiliki cerita mengenai makhluk bernama asanbosam yang bergigi besi dan tinggal di pepohonan, lalu ada suku Ewe dengan kisah adze, makhluk yang bisa berubah menjadi kunang-kunang dan menyerang anak-anak.
Di daerah Tanjung timur terdapat kepercayaan tentang impundulu, yang berbentuk burung bercakar besar dan bisa mengeluarkan petir, dan suku Betsileo di Madagaskar menceritakan tentangramanga, vampir yang meminum darah dan memakan kuku para bangsawan.


Amerika

Loogaroo adalah sebuah contoh bagaimana kepercayaan tentang vampir bisa muncul dari pencampuran beberapa kepercayaan, dalam kasus ini terjadi penggabungan bahasa Prancis dengan Vodu atau voodoo dari Afrika. Istilah Loogaroo kemungkinan berasal dari bahasa Prancis oup-garou ("manusia serigala") dan cukup umum dalam kebudayaan Mauritius.
Tetapi, kisah Loogaroo menyebar melalui Kepulauan Karibia dan Louisiana. Monster lainnya yang serupa adalah monster perempuan bernama Soucouyant dari Trinidad, dan Tunda serta Patasoladalam cerita rakyat Kolombia, sementara suku Mapuche di Chili selatan mengenal ular pengisap darah yang disebut Peuchen. Dalam kepercayaan Amerika Selatan, lidah buaya yang digantung di dekat pintu dipercaya dapat mengusir makhluk vampir.
Mitologi Aztek menceritakan kisah Cihuateteo, roh berwajah tengkorak yang tercipta dari orang yang meninggal saat melahirkan, hantu ini dipercaya mencuri anak-anak dan bisa berhubungan seksual dengan orang hidup.
Pada akhir abad ke-18 dan 19, kepercayaan vampir meluas di sebagian New England, khususnya di Rhode Island dan Connecticut Timur. Ada banyak dokumentasi mengenai keluarga yang menggali makam kerabat mereka dan mengambil jantung mayat dalam makam tersebut untuk menghindari munculnya vampir, meskipun istilah "vampir" sebetulnya belum digunakan.
Penyakit mematikan seperti tuberkulosis, atau yang ketika itu disebut "sakit paru-paru", dipercaya menjadi penyebab orang-orang membongkar kembali makam kerabat mereka yang juga meninggal karena sakit paru-paru.
Kasus yang paling terkenal dan terdokumentasikan adalah Mercy Brown, gadis berusia 19 tahun yang meninggal di Exeter, Rhode Island pada 1892 dan diduga menjadi vampir. Ayahnya, dengan dibantu oleh paranormal keluarga, menggali makamnya dua bulan setelah kematiannya, mengambil jantungnya dan membakarnya sampai menjadi abu.


Asia


Patung makhluk mirip vampir di dekat kuil diUbudBali.
Berakar dari cerita rakyat, kepercayaan modern mengenai vampir menyebar di seantero Asia mulai dari setan kubur di benua Asia sampai makhluk mirip vampir dari kepulauan Asia Tenggara. Di India juga berkembang legenda lainnya mengenai vampir. Bhūta atau Prét adalah jiwa dari manusia yang mati mendadak.
Bhuta berkeliaran pada malam hari dan menyerang orang hidup. Di India Utara, ada BrahmarākŞhasa, makhluk mirip vampir dengan kepala diselubungi usus dan meminum darah. Di Jepang ada Nukekubi yang kepalanya bisa lepas dan terbang untuk mencari mangsa manusia.
Legenda hantu perempuan seperti vampir yang bisa melepaskan bagian atas tubuh mereka juga ada di FilipinaMalaysia, dan Indonesia. Ada dua makhluk mirip vampir yang utama di Filipina: bangsa Tagalog mengenal mandurugo ("pengisap darah") sedangkan bangsa Visayas mengenalmanananggal ("pemisah diri"). Mandurugo adalah variasi dari aswang yang berwujud sebagai seorang gadis cantik di siang hari, dan bersayap serta berlidah panjang di malam hari. Lidah tersebut digunakan untuk mengisap darah dari orang yang sedang tidur.
Sementara Manananggal digambarkan sebagai hantu perempuan tua cantik yang mampu melepaskan tubuh bagian atasnya untuk terbang dengan sayap seperti kelelawar dan memangsa para wanita hamil yang sedang tidur. Mereka menggunakan lidahnya yang memanjang untuk mengisap janindari para wanita hamil. Mereka juga suka memangsa isi perut (terutama jantung dan hati serta dahak dari orang yang sakit).
Penanggalan di Malaysia adalah perempuan cantik yang memperoleh kecantikannya melalui ilmu hitam dan digambarkan dalam cerita rakyat sebagai hantu yang menakutkan. Dia mampu melepaskan kepalanya yang bertaring dan terbang di malam hari untuk mengisap darah, terutama dari wanita hamil.
Orang-orang Malaysia biasanya menggantung jeruju (semacam tanaman berduri) di dekat pintu atau jendela untuk menjauhkan Penanggalan dari rumah mereka. Di Indonesia, ada cerita mengenaiLeak, makhluk mirip vampir yang berasal dari Bali dan memangsa janin. Selain itu, ada juga Kuntilanak, hantu dari perempuan yang mati ketika melahirkan, di Malaysia dikenal sebagaiLangsuir.
Jiang Shi (bermakna "mayat kaku", kadang-kadang oleh orang barat disebut sebagai "vampir Cina") adalah mayat hidup yang melompat-lompat dan membunuh makhkluk hidup dengan menyerap (unsur kehidupan) dari korbannya. Mereka tercipta ketika jiwa seseorang (魄 ) gagal meninggalkan tubuhnya yang telah mati.
Tetapi beberapa orang menolak jika jiang shi disamakan dengan vampir karena jiang shi biasanya adalah makhluk tanpa akal pikiran. Salah satu ciri khas makhluk ini adalah kulitnya yang berwanya putih kehijauan, kemungkinan disebabkan oleh jamur dan kapang yang tumbuh di badan mayat.


Masa Modern

Dalam fiksi modern, vampir digambarkan sebagai makhluk jahat yang sopan dan kharismatik. Meskipun sebagian besar orang tidak mempercayai vampir, ada beberapa penampakan vampir yang dilaporkan pernah terjadi. Beberapa kelompok pemburu vampir bahkan masih ada, meskipun kebanyakan dibentuk untuk tujuan pergaulan.
Ada klaim mengenai serangan vampir di Malawi pada akhir tahun 2002 dan awal 2003. Ketika itu, segerombolan orang membunuh satu orang serta melukai setidaknya empat lainnya (termasuk Gubernur Eric Chiwaya) atas dugaan bahwa pemerintah bekerjasama dengan vampir.
Pada awal tahun 1970 pers lokal menyebar rumor adanya vampir yang menghantui Pemakaman Highgate di London. Banyak pemburu amatir yang datang ke tempat itu dan mecoba memburu vampir tersebut. Banyak muncul buku tentang kasus itu, salah satunya ditulis oleh Sean Manchester, salah seorang penduduk lokal. Dia adalah salah satu yang pertama kali menyatakan keberadaan "Vampir Highgate" dan dia mengaku telah mengusir para vampir serta menghancurkan sarang vampir di area tersebut.
Pada Januari 2005, ada rumor yang berkembang tentang beberapa orang yang digigit di BirminghamInggris. Hal tersebut menimbulkan ketakutan adanya vampir yang berkeliaran. Tetapi kepolisian setempat menyatakan bahwa tidak ada laporan mengenai kasus tersebut dan kejadian itu hanyalah takhayul.
Pada tahun 2006, seorang profesor Fisika di University of Central Florida menulis sebuah makalah ilmiah yang menyatakan bahwa secara matematis vampir tidak mungkin nyata berdasarkan deret ukur. Menurutnya, jika vampir pertama muncul pada 1 Januari 1600, dan menggigit satu orang dalam sebulan, dan setiap korban berubah menjadi vampir, maka dalam waktu dua setengah tahun, seluruh populasi manusia akan menjadi vampir.
Pada masa modern, chupacabra ("pengisap-kambing") dari Puerto Rico dan Mexico disebut sebagai makhluk yang memakan daging dan meminum darah hewan peliharaan sehingga kadang-kadang disebut sebagai sejenis vampir. "Histeria chupacabra" sering diasosiasikan dengan krisis ekonomi dan politik pada pertengahan 1990-an.

Kerangka dengan batu bata di mulutnya, ditemukan di pemakaman di dekat VeniceItalia.
Di Eropa sendiri, yang merupakan tempat asal dari banyak cerita vampir, pada umumnya vampir dianggap tidak nyata, meskipun di lokasi-lokasi tertentu kepercayaan tentang vampir masih ada dan beberapa penampakan vampir masih terjadi. Di Rumania pada Februari 2004, beberapa kerabat dari Toma Petre takut dia telah menjadi vampir. Mereka menggali makamnya, mengambil jantungnya lalu membakarnya sampai menjadi abu, dan meminum air yang dicampur dengan abu tersebut.
Pada bulan Maret 2009 sebuah kerangka perempuan dengan batu bata di mulutnya ditemukan di VeniceItalia. Matteo Borrini dari Universitas Florencemenemukan kerangka itu dalam penggaliannya pada kuburan massal korban wabah dari abad ke-16. Para arkeolog mengatakan bahwa ini adalah ritual pembunuhan vampir.
Twilight